Saturday, February 1, 2025

Optimisme NU Kutim Melalui Panca Karsa dan Cita Menyongsong IKN Nusantara

0 215
Nucare Kutim

IKN dan Arah Baru Pembangunan

Tanggal 18 Januari 2022, menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia dengan disahkannya RUU tentang Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU oleh DPR RI dan Pemerintah. Dengan demikian, Indonesia akan mempunyai IKN yang baru menggantikan Jakarta. Ide pemindahan IKN yang sebenarnya telah lama muncul saat pemerintahan Soekarno, tepatnya pada Juli 1957, kini telah direalisasikan oleh Jokowidodo  dengan mengusung konsep Future Smart Forest City of Indonesia.

Pemindahan IKN menurut Jokowi tidak hanya memindahkan fisik melainkan juga tranformasi struktural. Dikutip dalam laman ikn.go.id, pembangunan ibu kota negara menjadi bagian penting dari berbagai upaya transformasi struktural agar Indonesia makin kompetitif, dan juga membangun kehidupan sosial yang lebih adil. “Pindah ibu kota adalah pindah cara kerja, pindah mindset dengan berbasis pada ekonomi modern dan membangun kehidupan sosial yang lebih adil dan inklusif,” ucap Jokowi (ikn.go.id).

Dengan adanya pemindahan IKN tersebut ke Kalimantan Timur, tentunya akan berdampak besar bagi Kalimantan Timur itu sendiri khususnya, termasuk bagi Kabupaten-Kabupaten yang menjadi penopang Kalimantan Timur. Dampak dari pemindahan IKN tentunya aka ada urbanisasi skala besar walaupun bertahap dari berbagai kelompok manusia dengan latar belakang social, ekonomi, pendidikan, budaya, agama yang berbeda., seperti dikutip dalam Jurnal Enersia Publika, Vol. 6, No. 1, Juni 2022, dampak pemindaha IKN akan terjadi pemindahan ASN yang diikuti keluarganya dan pelaku ekonomi lainnya kurang lebih sebesar 1,5 juta orang di masa mendatang.

Bagi masyarakat Kalimantan Timur, tentunya ini menjadi tantangan di masa mendatang, termasuk bagi Kabupaten Penopang, salah satunya Kutai Timur, mengingat dengan adanya pemindahan IKN tersbut, tentu akan membawa pola hidup dan kehidupan menjadi berubah menyesuaikan konsep yang diusung dalam pembanguna IKN. Untuk itu tiap tiap Kabupaten Kota harus sedari dini menyiapkan sumber daya, khususnya sumber daya manusia dalam menyongsong perubahan perubahan akibat pemindahan IKN.

Berkaitan dengan itu, Nahdlatul Ulama Cabang Kutai Timur masa khidmat 2022-2027 melalui musyawarah kerja yang dilakukan pada Juli 2022 silam, didalamnya juga mencoba merumuskan program program yang secara tidak langsung mengarah pada penyiapan sumber daya manusia, khususnya dalam menyongsong pemindahan IKN, terlebih lagi dalam berbagai kesempatan, Ketua NU Kutai Timur mendukung penuh pemindahan IKN tersebut. Dari berbagai banyak program yang kurang lebih mencapai 150 an program berkelanjutan dalam masa khidmat 2022-2027, penulis mencoba merangkum program program khusus yang mendesak dilakukan dalam menyongsong IKN Nusantara. Program itu penulis namakan dengan Panca Karsa dan Cita NU Kutim menyongsong IKN Nusantara. Panca Karsa Dan Cita NU memuat lima Kekuatan dan harapan yang perlu dilakukan NU Kutim dalam menyongsong IKN Nusantara.

Optimisme NU Kutim melalui Panca Karsa dan Cita

Lima Kekuatan

Pertama, kita ketahui bersama bahwa perkumpulan Nahdlatul Ulama (NU), termasuk di Kutai Timur dari segi kuantitas mempunyai jam’iyyah (massa)yang jumlahnya cukup besar, bahkan menjadi organisasi islam dengan jumlah massa terbesar di Indonesia. Dengan potensi itu, tentunya mennjadi kekuatan tersendiri bagi NU, yang mana dengan jumlah yang besar tentu akan menghadirkan peluang jaringan, dan informasi yang besar pula.

Kedua, dari aspek kualitas, tentunya NU, termasuk di Kutai Timur mempunyai sumber daya yang mempunyai ilmu pengetahuan yang dalam, khususnya pengetahuan keagamaan. Dengan modal ini tentunya bisa menjadi kekuatan NU untuk andil dalam membangun karakter, membangun pondasi moral bagi umat manusia.

Ketiga, NU seacara umum mempunyai pemahaman  ahlussunah wal jama’ah yang moderat, toleran dan memegang teguh 4 pilar kebangsaan. Telah banyak jejak sejarah bagaimana NU menebarkan ajaran yang moderat dan prinsipnya menjaga kedaulatan NKRI. Tentunya ini menjadi modal yang kuat bagi NU dalam membangun secara bersama sama khususnya IKN Nusantara karena IKN tersebut juga nantinya menjadi salah satu identitas kedaulatan bangsa. Maka dengan demikian, prinsip yang dimiliki NU akan totalitas bersama pemerintah membangun negaranya, termasuk dalam membangun IKN Nusantara.

Keempat, NU mempunyai basis massa yang terhubung langsung dengan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari hubungan Kiai dengan masyarakat, struktur pengurus maupun anggota NU dengan masyarakat, seakan tidak ada jarak dan skat yang membatasi. Hal ini juga mennjadi kekuatan NU, khususnya dalam membangun relasi dan mendakwahkan paham ahlussunnah wal jama’ah an Nahdliyah yang selalu mengajarkan ajaran islam yang rahmatan lil ‘alamin. Kaitannya dengan IKN, tentunya NU bisa berperan aktif karena didukung dengan kebiasaan NU yang tidak ada skat komunikasi dengan berbagai lapisan masyarakat yang ada dari urbanisasi, maka sedikit banyak akan memeninimalisri tantangan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan IKN Nusantara.

Kelima, NU mempunyai struktur organisasi dan badan otonom maupun lembaga sampai tingkat paling bawah (RT) dan juga merepresentasikan keragaman kelompok dan kebutuhan masyarakat. Dengan modal tersebut, NU lebih mudah mengkomunikasikan kebutuhan masyarakat dengan berbagai pihak dan menjembatani berkaitan dengan kebijakan kebijakan serta menjadi pelopor perubahan di lapisan masyarakat paling bawah sekalipun.

Lima Harapan/Program Prioritas

Dengan berbagai kekuatan yang dimiliki dan mengamati kenyataan yang akan terjadi dalam menyongsong IKN Nusantara, NU kutai Timur perlu melakukan terobosan terobosan, khususnya berkaitan dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), diantaranya:

Pertama, Penguatan karakter aswaja An Nahdliyah berbasis kearifan local. Hal ini penting dilakukan, mengingat pondasi utama dalam pembangunan adalah soal karakter yang kuat. Seperti halnya yang dikatakan oleh Tullius Cicero bahwa untuk menjadi Negara yang sejahtera, maka di dalamnya terdapat karakter yang kuat bagi masyarakatnya.

Kedua, Peningkatan kompetensi penelitian dan komputasi berbasis digital. Dengan ketrampilan penelitian, maka akan diajak berpikir kritis dan mempunyai kemampuan menganalisa secara baik, pun demikian halnya kemampuan komputasi perlu dimiliki karena era digital yang penuh dengan kode alogaritma, maka NU harus menyiapkan SDM tersebut. Hal ini selaras dengan temuan World Economic Forum (WEF) dalam penelitiannya tentang sepuluh kemampuan penting yang harus dimiliki di era disrupsi.

Ketiga, Membangun ekosistem perekonomian berbasis pertanian. Tidak ada yang membantah bahwa pondasi perputaran ekonomi, kemakmuran dan ketentraman diawali dari masalah isi perut, da nisi perut tentunya berawal dari hasil pertanian. Untuk itu, aspek pertanian tetap menjadi hal yang harus diprioritaskan, terlebih lagi dengan adanya IKN, tentu kebutuhan pangan akan semakin meningkat, dan geografis Kalimantan Timur, khususnya Kutai Timur mendukung tentang itu karena tersedianya lahan yang sangat luas dan bisa dimaksimalkan dalam bidang pertanian. Namun dalam hal ini penyiapan SDM bukan hanya soal bagaimana bercocok tanam, melainkan membangun ekosistem mulai dari menama sampai memasarkan.

Keempat, Peningkatan kompetensi komunikasi public speaking. Dengan adanya IKN di Kalimantan Timur yang akan merubah Kalimantan Timur menjadi Kota Metropolitan, tentunya gaya hidup dan pola hidup berubah, termasuk pola komunikasi. Selain itu, media media nasional tentunya akan turut berpindah mengiringi perpindahan IKN. Untuk itu, NU Kutim perlu menyiapkan SDM yang handal dalam berkomunikasi atau mempunyai kemampuan public speaking yang handal. Hal lain yang menjadi perhatian penting kaitan dengan kemampuan komunikasi/public speaking  adalah peran NU yang mempunyai tanggungjawab penyebaran nilai nilai ahlussunnah wal jama’ah.

Kelima, Pembangunan ekosistem perekonomian mealui pariwisata, seni budaya berbasis kearifan local. Keberadaan IKN tentu akan berdampak pula pada kebutuhan akan wisata, dari itu, NU Kutim perlu menyiapkan ekosistem yang berkaitan dengan pariwisata, terlebih lagi Kutai Timur mempunyai potensi pariwisata yang cukup bagus, apakah wisata cagar alam, budaya maupun wisata relgi. Potensi tersebut perlu ditangkap oleh NU, bagaimana mengembangkan konsep pariwisata yang menggabungkan ketiga potensi tersebut.

Dengan lima program prioritas yang penulis namain menjadi Panca Karsa dan Cita NU Kutim Menyongsong IKN, penulis yakin jika hal tersebut bisa dijalankan dengan baik dan terarah, maka adanya IKN di Kalimantan Timur yang sudah di depan mata akan berdampak baik bagi warga NU khususnya dan masyarakat Kutai Timur pada umumnya. (Mukhtar)

Nucare Kutim
Tags:
Nucare Kutim

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Nucare Kutim

Leave a Comment

nukutim.or.id

Kritik & Saran

Anda dapat menyampaikan keritik dan saran yang membangun, sehingga kami dapat menyajikan informasi yang terbaik.

@2023 All Right Reserved, nukutim.or.id

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00